PENETAPAN LEMAK
Oleh
Yoanna octavia
Muhammad hariz fatwa
Sufyan almahdi
1. Pendahuluan
Lemak
merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam zat
pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena, kloroform
dan sebagainya. Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus,
bercabang, atau membentuk struktur siklis. Lemak dalam tubuh mempunyai peranan
yang penting, karena lemak cadangan yang ada dalam tubuh dapat melindungi
berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja
sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu
kecelakaan.Secara umum analisis lemak dilakukan dengan cara ekstraksi. Tapi
sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu disebabkan ada
beberapa bahan yang ikut terekstrak pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut
organik non polar, seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen
karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan
sebagai lemak kasar. Selain metode ekstraksi ada juga beberapa metode analisa
lemak yang lain. Metode analisa lemak yang digunakan disesuaikan dengan jenis
sampel yang akan diuji.
Menurut
Lehninger (1982), lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak
jenuh bersifat padat. Lemak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut. Lemak merupakan salah satu
sumber utama energi dan mengandung lemak esensial.
Untuk
mengetahui kadar lemak yang terdapat pada bahan pangan dapat dilakukan dengan
cara mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara murni sangat sulit
dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat
yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen
karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari
air (pelarut anhydrous) agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak
terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktivan pelarut tersebut menjadi
berkurang.
Sifat-sifat
dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode Terdapat dua metode
untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi
basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan
lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering
benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Pada praktikum
penetapan kadar lemak ini digunakan metode ekstraksi kering yaitu metode
Soxhlet.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Lemak
Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel,
waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.
Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil
ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga
memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang
dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang
tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat.
Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.
Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji
Gram-negatif. Crackers adalah jenis biskuit yang terbuat dari adonan keras
melalui proses fermentasi atau pemeraman, berbentuk pipih yang mengarah kepada
rasa asin dan renyah, serta bila dipatahkan penampang potongannya
berlapis-lapis. Crackers tanpa pemanis merupakan tipe yang paling populer yang
dapat dikonsumsi sebagai pengganti roti dan penggunaanya lebih luas sebagai
makanan diet. Ciri-ciri crackersyang baik adalah tekstur yang renyah, tidak
keras apabila digigit, tidak hancur, dan mudah mencair apabila dikunyah.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatancrackers dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat dan bahan pelembut
tekstur. Bahan pengikat atau pembentuk adonan yang kuat adalah tepung
terigu, air, dan garam, sedangkan bahan-bahan yang berfungsi sebagai pelembut
tekstur adalah gula, mentega, dan leavening agent (baking powder)sebagai bahan
pengembang.
Pelarut Heksana
n-Heksana adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak
mentah. Normal heksana tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini
mudah terbakar dan uapnya bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada
industri sebagai pelarut. Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya digunakan
untuk mengestrak minyak sayuran dari hasil pertanian, seperti kedelai. Pelarut
ini juga digunakan sebagai agen pembersih pada percetakan, tekstil, furniture,
dan industri pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan
n-heksana yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan
menguap ke udara.
gambar alat soklet
2. ALAT & BAHAN :
- Kertas Saring
- Labu Lemak
- Oven
- Neraca Analitik
- Desikator
- Seperangkat Alat Soxhlet
- Sampel
- Pelarut n-heksana
3. PROSEDUR KERJA
1.Disiapkan
labu lemak yang sesuai dengan alat
ekstraksi soxhlet
2.Dikeringkan
labu lemak dalam oven pada suhu 105°C selama 30
menit
3.Didinginkan
labu lemak selama 15 menit dalam
desikator, dan ditimbang
4.Ditimbang
sampel 2-5 gram dalam kertas saring,
ditmbel, diikat dengan kapas wol bebas lemak
5.Pelarut
lemak dimasukkan kedalam labu lemak
secukupnya
6.Timbel
dimasukkan ke alat ekstraksi soxhlet dan
dipasangkan
7.Timbel
dimasukkan ke alat ekstraksi soxhlet dan dipasangkan
8.Labu lemak
dipanaskan dan diekstraksi 3-4 jam (5-6 x siklus)
9.Pelarut
disulingkan, labu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu
105°C sampai berat konstan
10.Didinginkan
dalam desikator selama 30menit dan ditimbang
4. Pengamatan
Bobot sampel : 10,0383 gram
Bobot labu kosong : 102,1628
gram
Bobot labu kosong + sampel : 106,0369 gram
Bobot lemak dalam kacang : (106,0369-102,1628)g = 3,8741 gram
5. Pembahasan
Pada percobaan penentuan kadar lemak dalam suatu bahan
pangan ini, digunakan metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet (soxhletasi).
Lemak yang di analisis merupakan lemak kasar. Lemak kasar adalah campuran
beberapa senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak
(ether, petroleum benzene, karbon tetra khlorida dsb). Pelarut yang digunakan
harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan
terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi
berkurang.
praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis sampel yang ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
Mekanisme Metode Soxhlet :
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80°C. Hexana digunakan karena lemak larut dalam pelarut organik.
Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).
Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.
Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven 1050C selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada sampel kuping gajah, lemak yang terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma khas lemak. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping gajah adalah 20,871 %. Hal ini dapat disebabkan dari bahan dan proses pembuatan kue kuping gajah yang digoreng, sehingga kadar lemak yang diperoleh besar.
Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan Nutrition Fact sangat jauh lebih rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) . Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.
praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis sampel yang ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
Mekanisme Metode Soxhlet :
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80°C. Hexana digunakan karena lemak larut dalam pelarut organik.
Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).
Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.
Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven 1050C selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada sampel kuping gajah, lemak yang terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma khas lemak. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping gajah adalah 20,871 %. Hal ini dapat disebabkan dari bahan dan proses pembuatan kue kuping gajah yang digoreng, sehingga kadar lemak yang diperoleh besar.
Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan Nutrition Fact sangat jauh lebih rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) . Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.
6. Perhitungan :
=(bobot lemak yang yang diperoleh) : (gram sampel) x 100%
=3,8741 gram : 10,0383 gram x 100%
=38, 59%
7. Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan di atas dapat d simpulkan bahwa ,kadar lemak pada sampel cara soxlet di dapatkan 38,59 %
Dari hasil perhitungan di atas dapat d simpulkan bahwa ,kadar lemak pada sampel cara soxlet di dapatkan 38,59 %
No comments:
Post a Comment